Ketika anda membaca artikel ini mungkin anda akan bertanya-tanya
kenapa saya memasukan judul inovasi dalam Tag Opini dan bukan Tag Management (terutama bagi para pembaca setia blog ini).
Penjelasan singkatnya adalah karena saya tidak sedang membahas teori Inovasi dalam bisnis/management.Saya hari ini sedang ingin berbicara tentang masalah Inovasi dari sudut pandang pengalaman saya sebagai seorang pengamat.
Penjelasan singkatnya adalah karena saya tidak sedang membahas teori Inovasi dalam bisnis/management.Saya hari ini sedang ingin berbicara tentang masalah Inovasi dari sudut pandang pengalaman saya sebagai seorang pengamat.
Inovasi pada dasarnya merupakan inti dari sebuah bisnis.Suatu
produk pada dasarnya akan mengalami titik jenuh dan pada akhirnya akan mulai
ditinggalkan oleh konsumenya.Oleh karena itu Inovasi sangat penting untuk
mendorong suatu bisnis agar bisa terus maju dan tetap eksis dikalangan para
konsumennya.
Beberapa bisnis akan sangat tergantung dari Inovasi produk yang
mereka tawarkan.Produk-produk Consumer Goods (produk rumah
tangga) adalah contoh dari produk yang sering sekali mengeluarkan inovasi
baru.Mereka begitu getol melakukan penawaran-penawaran mulai dari iklan di
Media massa maupun elektronik hingga direct sales di Mal-mal
hingga ke jalan-jalan.
Tidak berbeda jauh dengan produk Consumer Goods tadi,Inovasi juga
merambah dunia Kuliner kita.Berbagai macam inovasi ditawarkan oleh para
produsen kuliner negeri ini.Berbagai macam nama juga muncul sebagai
konsekuensinya.Di daerah saya sendiri ketika Inovasi bakso booming
dulu,nama-nama seperti : Bakso buah,Bakso cinta,Bakso bakar hingga Bakso Batik
nampak menghiasi berbagai papan nama di pinggiran jalan Purwokerto.
Tidak berbeda jauh ketika saya berada di Jakarta beberapa tahun
ini.Nama produk makanan seperti Burger Rendang,Tahu bulat,Jamur Goreng,Kripik
Pedas Maicih hingga Mie Goreng Abang Adek yang terkenal super pedas itu nampak
menghiasi medsos dan jalanan Ibukota.Tidak mau kalah dengan orang kota,di
kampung saya yang berada jauh di Klampok sana,orang-orangnya tidak mau kalah
kreatif untuk berinovasi.
Disini Inovasinya lebih nyeleneh lagi,dimulai dengan Kroket isi
burger,Kentang Goreng Kotak hingga Keripik Tahu Pedas nampak menghiasi stall
oleh-oleh yang berada di desa yang terkenal sebagai salah satu penghasil
keramik terbaik Indonesia itu.Beberapa Inovasi sukses dan beberapa Inovasi
tumbang dan hilang tak berbekas.Pertanyaanya kenapa ini bisa terjadi?
Jika anda bertanya pada saya mengenai hal ini,saya akan mencoba
menggunakan analisis VRIO untuk menjawabnya.VRIO Analysis sendiri digunakan
untuk menilai apakah suatu keuntungan produk bersifat sementara (Temporary
Advantage) atau ia bisa berkelanjutan (Sustainable Advantage).Dalam
analisis VRIO ini,suatu produk yang memiliki keunggulan berkelanjutan harus memiliki
4 kriteria yaitu :
- Valuable.Dengan kata lain,Inovasi produk yang anda lakukan harusnya dapat memberikan manfaat lebih pada konsumen.Jenis manfaat ini sifatnya luas,dalam artian ia bisa memberikan manfaat berupa kepuasan (termasuk dalam hal ini kepuasan menikmati/mengkonsumsi suatu produk),kebanggaan (bisa karena memakai,mengkonsumsi dll).Produk Inovasi seperti : Bakso Cinta,Bakso buah dll kurang memiliki hal ini (karena konsep kepuasan dari rasa bakso sendiri tidak terpenuhi).
- Rare.Kondisi kelangkaan ini merujuk pada seberapa langka produk ini dipasaran.Dalam hal ini konsep kelangkaan kebanyakan terpenuhi dari produk-produk yang saya sebutkan diatas.
- Imitate to Cost.Bukanlah rahasia bagaimana suatu keunggulan dari produk tertentu akan mengundang kompetitor untuk menirunya.Meskipun demikian ada beberapa produk yang mudah dan susah ditiru oleh kompetitor.Produk yang mudah ditiru oleh kompetitor akan membuat nilai lebih dari produk itu sendiri turun.
- Organized.Hal lain yang perlu diperhatikan adalah bagaimana produk ini dihandle.Dalam pengertian ini,lebih merujuk pada proses bisnis mulai dari diproduksi,didistribusikan,hingga dipasarkan.Semakin baik proses internal organisasi menghandle masalah ini,maka akan semakin sukses produknya.
Kembali pada masalah produk yang Inovatif tadi.Sebagian yang sukses dan tetap bertahan memiliki setidaknya 3 dari 4 kriteria diatas.Produk Maicih misalnya,ia jatuh pada kriteria Valuable,Imitate to Cost (bukan pada produknya tapi brandnya) dan Organized.Produk Mie pedas Abang Adek misalnya ia memiliki kriteria Valuable,Rare dan Organized.
Sedangkan produk yang kurang sukses dipasaran seperti Bakso buah
misalnya,ia hanya memiliki 1 dari 4 kriteria yaitu Rare.Inilah yang istilahkan
sebagai Wacky Innovation.Sejujurnya produk-produk yang tergolong
dalam Wacky Innovations menurut saya akan susah untuk sukses.Para pencetus ide
produk yang tergolong pada kriteria ini cenderung hanya memikirkan bagaimana
produk mereka bisa tampil beda dengan produk yang lain.
Hal ini tidak salah,namun tidak cukup.Seperti yang saya jelaskan
sebelumnya,golongan Wacky Innovations hanya memenuhi 1 kriteria dalam VRIO
Analysis yaitu rare.Yaah benar sih mereka memang beda,tapi kalo emang gak
ada manfaatnya buat apa?.Keluhan semacam inilah yang muncul dari para
konsumen,namun kadang jarang didengarkan oleh para Inventor ini.
Hal yang paling penting dari sebuah Inovasi bagi para konsumen
adalah nilai manfaatnya (Valuablitinya).Perlu digarisbawahi bahwa hal ini
muncul sebelum desain produk yang nyeleneh itu muncul.Mau senyeleneh apapun
produknya gak bakal laku kalo ia tidak bermanfaat.Sebaliknya,jika ia bermanfaat
mau senyeleneh apapun orang bakal beli (gak percaya?tanya deh sama pencetus ide
Teh Botol dalam kotak itu..).
Dengan kata lain,sebelum para Inventor mencetuskan sebuah inovasi
produk,pikirkan dahulu manfaat apa yang akan diraih konsumen yang akan
menggunakanya.Jangan mudah untuk meniru atau membuat suatu produk cuma karena
berpikir,ini keliatanya beda,keren atau gak pernah ada sebelumnya.Kebanyakan
jenis produk dengan mindset seperti ini tidak akan bertahan lama.Konsumen cuma
akan datang untuk memuaskan rasa penasaran mereka saja.
Belum ada tanggapan untuk "Opini 12 Jebakan Inovasi..Hati-hati anda terjebak olehnya !!"
Post a Comment