Sebelum kita lanjut ke masalah ini,ada satu hal yang harus saya tegaskan terlebih dahulu.Saya ingin menegaskan bahwa saya menulis artikel ini bukan karena saya belain Ahok dan memusuhi Nelayan.
Saya sama sekali tidak ada maksud yang demikian itu.Saya hanya ingin memberikan sudut pandang saya mengenai masalah ini kepada para pembaca.Mungkin ada yang bertanya-tanya kenapa saya memilih untuk mendukung upaya pemerintah melanjutkan proyek reklamasi.Begini kira-kira asal muasalnya.
Tadi pagi,seperti biasa sebelum bekerja
saya sempatkan nonton berita terlebih dahulu.Di berita ini muncul berita
tentang demonstrasi Mahasiswa UI yang mengecam proyek reklamasi.Alasan mereka
cukup klasik,bahwa belum ada kajian yang mendalam mengenai masalah proyek
reklamasi.Menurut mereka proyek ini dianggap merusak lingkungan dan merugikan
Nelayan.
Saya melihat bahwa alasan mereka ini
mencampur-adukan beberapa masalah sekaligus.Masalah pertama adalah masalah
reklamasi sendiri dan masalah kedua adalah masalah kesejahteraan Nelayan.Solusi
terbaik menurut saya adalah dengan fokus melihat masalahnya satu persatu.Hal
ini mungkin terlihat seperti mengurai sebuah benang kusut,tapi ini harus
dilakukan agar permasalahnya menjadi jelas.
Permasalahan pertama menyangkut masalah
Reklamasi Teluk jakarta.Reklamasi teluk Jakarta pada dasarnya akan
menguntungkan beberapa orang (saya tidak mengatakan semuanya).Keuntungan
pertama bagi para pengembang,dimana mereka bisa memperoleh proyek besar untuk
membangun resort-resort mewah disana.
Keuntungan kedua,bagi pemerintah daerah
DKI Jakarta sendiri.Dengan adanya pembangunan kawasan elit di daerah ini,selain
menghilangkan citra kawasan ini dari stigma kawasan kumuh ia juga bermanfaat
bagi peningkatan pendapatan asli daerah melalui sektor wisata dan juga
pendapatan pajak.Rasanya hal inilah yang menjadi pertimbangan awal dari
pemerintah menyetujui proyek ini,selain fakta bahwa proyek ini merupakan bagian
dari proyek giant sea wall (dinding buatan untuk menghadang banjir rob).
Permasalahan yang muncul dari Proyek
Reklamasi ada dua.Permasalahan pertama terkait sengketa bagi hasil antara
pemerintah dan pengembang.Saya tidak akan berbicara masalah ini,karena
biarkanlah hukum yang berbicara tentang keputusanya (toh pengembang di
Indonesia cukup banyak selain Agung Podomoro).
Permasalahan lainnya adalah masalah
lingkungan.Masalah ini terkait dengan masalah kerusakan ekosistem laut dan
adanya klaim kabel dari PLTU muara karang.Mengenai masalah kerusakan ekosistem
laut saya justru bingung.Masalah kerusakan ekosistem laut telah terjadi jauh
sebelum proyek reklamasi ini berjalan.
Pertimbangan kerusakan alam inilah yang
sebenarnya menjadi pertimbangan kenapa proyek ini dijalankan.Opsinya ada
dua,kita bisa mengeluarkan biaya untuk merehabilitasi laut (yang mungkin dalam
2/3 tahun kemudian rusak lagi) atau sekalian kita alih fungsikan teluk tersebut menjadi
daerah pemukiman namun
memiliki manfaat jangka panjang.Opsi kedua inilah yang menjadi pilihan
pemerintah waktu itu
Untuk masalah adanya galian kabel dari
PLTU Muara Karang ini juga beritanya simpang siur.Sangat tidak logis menurut
saya bagi pengembang besar dan profesional seperti Agung Podomoro sendiri untuk tidak menyadari hal seperti
ini.Mereka tentunya membayar mahal konsultan dan ahli sebelum bekerja membangun
proyek ini.Pertanyaanya kenapa masalah galian kabel ini baru muncul sekarang?
Saya akan membiarkan Imajinasi anda berbicara untuk masalah ini.
Permasalahan Kedua terkait dengan masalah
kesejahteraan para nelayan.Disinilah saya berseberangan dengan rekan-rekan
mahasiswa UI tadi.Kenapa saya berseberangan?begini,jika mereka benar-benar
peduli tentang masalah ini,tentunya mereka harusnya turun kejalan lebih
awal.Bukan ketika proyek telah berjalan dan nelayan telah digusur.Hal ini tidak
akan menyelesaikan masalah namun justru menimbulkan masalah baru.
Teman-teman terutama yang tinggal di
daerah Jakarta tentunya ingat bagaimana proyek Monorail yang sampai sekarang
tidak jelas dimana juntrunganya,atau proyek Waterways yang sekarang tidak
berjalan lagi (atau jangan-jangan anda sudah lupa kita punya proyek
ini?).Tahukan anda apa
konsekuensi sebuah Mega proyek semacam itu ketika gagal?
Tentu anda dapat membayangkan berapa
jumlah uang yang terhambur sia-sia untuk program pemerintah tersebut.Tidak
hanya milyaran rupiah uang rakyat yang hilang,namun mencapai Trilyunan
rupiah.Anda bayangkan uang sebanyak itu jika digunakan untuk proyek lain yang
bermanfaat tentunya akan jadi lebih baik.
Uang untuk proyek tersebut menurut anda
uang siapa?Itu uang anda semua yang berasal dari pajak.Relakah anda uang anda
yang seharusnya bisa bermanfaat untuk sarana publik itu justru terhambur
sia-sia?tentunya tidak bukan.Inilah yang menurut saya menjadi pertimbangan
pemerintah juga.Jika memang permasalahnya bisa diselesaikan tanpa harus
mengehentikan proyek kenapa tidak?Ibaratkan kita memelihara pohon rambutan yang
terkena benalu,tentunya kita buang benalunya,bukan potong pohonnya.
Bagi kawan-kawan mahasiswa,dari tulisan
ini saya mengajak anda semua lebih arif dan kritis.Dalam artian bahwa jika
benar anda memperhatikan kesejahteraan nelayan,hal yang anda perjuangkan
seharusnya bukanlah masalah proyek ini lanjut atau tidak.Namun,lebih pada
bagaimana program pemerintah terkait kebijakan kompensasi bagi para
nelayan.Jika tidak ada program itu,tagih kepada pemerintah dan jika tidak
berjalan dengan baik tegur mereka.Saya berharap rekan-rekan mahasiswa tidak
terjerumus pada kepentingan politik sebagian kalangan dan tetap menjaga
netralitasnya. Ingatlah bahwa kita membela kepentingan rakyat dan bukan
kepentingan golongan.
Belum ada tanggapan untuk "Opini 13 Proyek Reklamasi Harus Jalan..Kenapa!??"
Post a Comment