Entah mungkin karena suasana masih terasa 17an televisi nasional kita tidak henti-hentinya menayangkan tentang hal hal berbau kemerdekaan.Aku pun sedikit tergelitik ketika salah satu tayangan itu menayangkan masalah veteran atau para pahlawan kita.Diberita yang kutonton tadi nampaknya masalah utamanya adalah tentang sebuah tanda jasa yang pemerintah kita "terlambat" untuk memberikanya.
Hatiku tergelitik untuk bertanya apakah esensi dari tanda jasa itu sekarang?toh ia sudah mati dan toh anak cucunya juga tidak bisa menjualnya untuk ditukar dengan rupiah.Seberapa pentingkah pengakuan negara pada seseorang bahwa dirinya adalah pahlawan?apakah kebanggaan memiliki keluarga seorang pahlawan mampu membangkitkan mereka yang sudah mati?Otakku berpikir mencari jawaban,satu persatu kutemukan mereka walaupun masih sedikit samar.Aku menemukan banyak jawaban dan sudut pandang,karena aku takut ia akan meledak di kepalaku maka kutuliskan jawaban itu disini agar kepalaku ini tidak pecah.
Perkenalkan,namaku Irfan dan itu adalah nama asliku.Mungkin kalian telah mengetahui wajahku ketika kalian membuka blogku ini.Aku tak suka menutupi jati diriku karena begini inilah aku.Aku adalah cucu seorang veteran perang.Kakeku bernama Muhammad Andari seorang anggota resimen pelopor brimob,di jaman ketika Polisi dan TNI masih bernama ABRI.Keluarga besar kami juga keluarga Militer dimana kebanyakan para pamanku bekerja sebagai polisi dan Tentara.Lalu apa yang ingin kuceritakan pada kalian hari ini?jawabanya masih terkait dengan masalah yang diawal tadi.
Aku adalah cucu kesayangan kakek,ia sangat suka bercerita tentang pengalamanya ketika masa masih bertugas dan berperang.Beliau bercerita tentang temannya yang hampir mati kehabisan darah karena tertembak oleh para desertir yang membelot ke DI/TII dan dirinya yang hanya memiliki 5 butir peluru sementara pasukanya yang berjumlah hanya satu peleton telah habis karena dikhianati para desertir,menyisakan hanya kakek dan temannya itu.Namun ia lolos dari maut ketika bala bantuan datang membawa tank dan senapan mesin menyapu para pembrontak.Disini topi baja kakek sobek terserempet peluru dan rompi anti pelurunya koyak.
Cobaan kedua kakek adalah ketika ia terpisah dari regunya ketika melakukan patroli DI/TII di daerah Tegal.Pasukan kakek kocar-kacir setelah mendapatkan serangan mendadak dari pembrontak.Beliau tertembak,namun masih bisa melarikan diri.Beliau ke suatu gua dan hanya memakan dedaunan liar selama tiga hari sampai akhirnya diketemukan oleh seorang penggembala itik.Disinipun nasibnya selamat sementara banyak temanya yang gugur.
Cobaan terbesar kakek adalah ketika mengikuti operasi seroja melawan fretilin.Operasi yang dilakukan malam hari itu,dimana mereka diterjunkan dari helikopter di hutan tengah malam.Pada operasi ini kondisinya sungguh tragis menurut kakek,banyak yang mati tergantung karena gagal terjun (bayangin terjun malem2 apa yang bisa dilihat),ada yang selamat terjun tapi mati kering karena tidak bisa turun (tinggi pohon disana bisa mencapai 100 meter,sedangkan tali tambang yang diberikan kata kakek hanya 12 meter.Disinilah banyak teman kakek yang gugur dan disini pula nyawa tiada artinya.
Kenapa aku bercerita panjang lebar tentang kakekku ini pada kalian?Oke,ini jawabanya.Beliau adalah seorang veteran perang yang pangkatnya rendah.Beliau tidak pernah mendapatkan gelar pahlawan karena tidak pernah gugur di medan perang.Beliau bahkan tidak memiliki tanda jasa apapun yang bisa dibanggakan karena resimen pelopor brimob sendiri dibubarkan dan kakek akhirnya dipindah tugaskan sebagai polantas di Banjarnegara sampai akhir hayatnya.
Lalu apa point dari semua ini?poin utama yang aku ingin sampaikan bahwa Kakekku dan teman-temanya yang mati muda itu tidak pernah berharap tanda jasa,tidak pernah terpikir tentang julukan pahlawan.Mereka hanya melaksanakan tugas demi bangsa dan negara ini.Mereka hanya ingin melihat generasi berikutnya tumbuh dan berkembang sebagai raja di negaranya sendiri.
Aku hanya ingin berkata bahwa kita sebagai generasi yang ditinggalkan oleh generasi ini bisa mewarisi mereka yang telah gugur,yang telah membuang nyawanya dengan murah di medan laga,yang tak pernah melihat bendera indonesia dikibarkan.Aku percaya bahwa Almarhum Kakek hanya tidak ingin kita hidup sengsara dan oleh karena itu marilah kita mencoba membalas budi baik mereka dengan membangun negara ini.Tanah yang begitu mereka cintai dan banggakan,tanah yang harganya adalah nyawa mereka sendiri.Aku ingin berkata bahwa tanda jasa hanyalah pengakuan dari negara dan sudah selayaknya mereka mendapatkan itu.Namun,lebih daripada itu bagaimana kita sebagai pewaris negeri ini akan berjuang demi Indonesia adalah harapan dan warisan mereka.Aku berharap kita bisa menjadi bangsa yang maju seperti impian kakekku,suatu bangsa yang tidak perlu lagi harus mengemis pada bangsa lain untuk sejahtera,suatu bangsa yang kuat,kokoh dan bersatu.
Untuk kakek disana,percayakanlah negeri yang kau cintai ini kepada kami dan beristirahatlah dengan tenang
Belum ada tanggapan untuk "Opini No 11 Seberapa pentingkah Tanda Jasa itu??"
Post a Comment