Pagi tadi,saya terbangun dengan suara hingar bingar didepan kost'an,ada apakah gerangan??ternyata rakyat Jakarta sedang hajatan untuk memilih calon gubernurnya.tidak seperti pemilukada putaran pertama yang cenderung sepi dan dikabarkan 36 persenya golput,pemilu kali ini lebih ramai dari sebelumnya.
tidak mau ambil pusing karena status saya sebagai warga daerah yang numpang belajar di Jakarta,sayapun memilih untuk mencari sarapan sembari berkeliling kota hehe.tidak ada yang terlalu special dijalan sampai saya terjebak kemacetan di daerah Pasar Minggu.Disana mulai terbersit suatu pemikiran nyeleh,akankah kemacetan yang selama ini selalu menemani keseharian warga ibukota akan dapat terselesaikan dengan terpilihnya gubernur Jakarta yang baru?suatu pemikiran yang mungkin ada dibenak hampir 14 juta warga jakarta lainya.
kemacetan di Jakarta sebenernya sudah menjadi masalah klasik,di era gubernur Sutiyoso,masalah kemacetan mulai dirintis penyelesainya dengan membuat sarana transportasi umum seperti Transjakarta,jalur sungai dengan menggunakan Subway,dan pembangunan monorell.Sebuah gebrakan oleh bang yos yang saya acungi jempol.
Namun,satu persatu rencana penanggulangan kemacetan dijakarta yang telah direncanakan secara apik ini berguguran,Subway yang ketika musim kering,proyek monorell yang mandek sehingga tiang tiangya hanya berdiri tanpa tujuan dan Transjakarta yang tetap eksis namun tidak bisa menampun kebutuhan mobilitas rakyat jakarta.
Siangnya saya menonton televisi dan salah satu pemberitaanya menyatakan bahwa calon Jokowi-Ahok(Basuki) telah memenangkan pemilihan gubernur.Jakarta telah memiliki pemimpin baru,banyak harapan dibebankan pada pasangan kotak-kotak ini.mulai dari masalah pembangunan Jakarta hingga yang terkakhir namun tidak kalah penting,masalah kemacetan.
Demikian juga saya,walaupun bukan warga asli Jakarta tetap menaruh harap yang besar untuk penyelesaian permasalahan kemacetan di Jakarta.Hal yang paling saya tunggu adalah strategi apakah yang akan menjadi jurus untuk mengatasi kemacetan Jakarta?akankah dengan menambah jumlah jalan,penambahan jumlah armada Transjakarta atau strategi pengurangan jumlah kendaraan pribadi.Semua saya serahkan pada kedua bapak-bapak bebaju kotak-kotak tadi.Saya yakin bahwa tidak hanya saya yang berharap masalah kemacetan di Jakarta akan terselesaikan namu, 14 juta warga Jakarta yang lain menaruh harap yang sama.warga Jakarta telah lelah dengan masalah kemacetan yang tiada berujung pangkal.
Belum ada tanggapan untuk "Opini No 3 Gubernur Ahok dan Masalah Kemacetan"
Post a Comment