Hari kamis yang lalu ketika saya pulang sehabis menyambangi bengkel teman di daerah slipi ada pemandangan yang cukup menarik.saya melihat mobil lexus hitam yang dikawal oleh dua orang polisi BM dan satu mobil patroli.awalnya saya hanya berkata dalam hati “aah biasa pejabat..”).setelah melewati 2 lampu merah dari menuju tol semanggi saya kembali melihat rombongan ini dari jauh dan kali ini 2 polisi BM telah berada jauh didepan sepertinya akan “membersihan jalan” (emang kita sampah).namun saya masih biasa saja menanggapinya.
namun tiba tiba dari persimpangan menuju fly over semanggi,2 polisi yang berada jauh didepan ini mulai saya rasakan arogan.mereka menikung dengan kecepatan tinggi padahal kondisi jalan sedang macet ketika kamis siang itu.sialnya saya berada tepat ditikungan ketika 2 polisi ini masuk ke arah fly over.kontan saya kaget ketika merasa “terpepet” oleh 2 motor pengawalan berukuran lebih sekitar 600 cc itu,saya yang hanya membawa motor bebek 125 cc kontan merasa terintimidasi dan kaget.motor saya sempat oleh menerima “serangan” tiba tiba macam itu.
tanpa merasa bersalah kedua polisi ini melaju masih dengan kecepatan tinggi membersikan jalan,menggeber motornya dan berakrobatik zig-zag diatas flyover wiih manuver freestyler bangeet (tapi apa iya buat polisi manuver seperti ini).saya hanya bisa tertegun sembari berpikir “inikah sosok polisi yang mengamankan ketertiban lalu lintas”.Rasa geram dan kecewa megejolak di dalam dada,bukan karena saya dipotong jalanya dalam kecepatan tinggi.namun lebih pada bagaimana aparat hukum yang menjadi teladan ketertiban jalan ini bertindak begitu arogan tanpa mengindahkan hak pengguna jalan yang lain.
di lain kesempatan saya pernah terjebak macet di daerah buncit,saya memilih bermacet ria dengan pengguna jalan yang lain karena saya masih menghormati aturan yang ada.bisa saja sebenarnya di daerah itu saya memotong jalur busway dan masuk dalam kecepatan tinggi seperti beberapa pengguna jalan yang lain namun saya tidak melakukanya.alasanya simpel “saya orang terpelajar dan tau aturan serta saya menghormati kakek saya yang dulu anggota polantas”.
berada dibawah terik matahari jakarta yang begitu panas,rasa haus dan letih benar benar memuncak,tiba tiba masuk dengan rompi hijau dan helm putihnya seorang oknum polisi lalu lintas,namun bukan melewati jalur resmi saudara saudara,oknum polisi ini masuk jalur trans jakarta (busway).dengan santainya bersama para pengendara lain tanpa canggung dan merasa bersalah.saya kembali diam “jadi pak polisi sekarang menjadi freestyler yah”.Saya sebagai warga daerah yang belajar di ibukota menjadi maklum kenapa banyak orang yang suka melanggar lalu lintas.lha wong ada gurunya kok.
dari tulisan ini saya hanya ingin menyenggol polisi lalu lintas secara halus.sebelum banyak menghimbau para pengendara yang tidak disiplin berlalu lintas apa tidak sebaiknya bapak mendisiplinkan diri terlebih dahulu?janganlah arogan semacam itu,saya yang berasal dari keluarga kepolisian malu pak liatnya.saya masih malu andaikata kakek saya melihat dari surga sana.
Belum ada tanggapan untuk "Opini No 5 Pak Polisipun Bergaya di Jalan Raya"
Post a Comment