Suatu tindakan terorganisir,sadar dan terus menerus untuk memilih alternative terbaik dalam mencapai tujuan tertentu.
Menurut Shaffer (1984),perencanaan sendiri memiliki dua sudut pandang dalam memahaminya.Pandangan pertama melihat perencanaan sebagai suatu tindakan teknis yang membutuhkan data data yang luar biasa banyak sedangkan disisi lain melihat bahwa perencanaan sendiri merupakan suatu proses politik,dimana di dalamnya terdapat berbagai proses politik seperti tawar menawar politik,interest group dll.namun,pada akhirnya,kenyataan dilapangan membuktikan bahwa perencanaan itu sendiri gabungan dari dua sudut pandang tersebut.
Perencanaan di Negara berkembang
Pada dasarnya Negara berkembang (dalam hal ini asia dan afrika),yang pada waktu itu baru merdeka melihat bahwa perencaan pembangunan ini adalah suatu upaya untuk mengentaskan diri dari kemiskinan dan menuju kearah “modernitas”.Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi cara pandang ini.
Pertama, hasil keberhasilan.bagi yang mengikuti paham socialist melihat bagaimana Uni Soviet telah berhasil melakukan pembangunan secara sentralisasi.Sedangkan bagi Negara yang mengikuti paham kapitalis melihat bagaimana suksesnya “Marshall Plan” dalam merekonstruksi Negara eropa.
Kedua,adalah teori.pembangunan di Negara sosialis menggunakan socialist development theory yang mendorong control pemerintah pada ekonomi dan berdampak pada ekonomi yang telah diatur oleh Negara.disisi lain,Liberal development theory yang berioentasi pada pasar dengan mendorong sector sector utamanya dan berbagai variable lainya pada akhirnya mengangkat ekonomi pada fase tinggal landas.
Ketiga,akses pada sumber keuangan international dimana Negara Negara ini membutuhkan suatu rencana pembangunan untuk melakukan kesepakatan dengan lembaga donornya.
Terakhir,adanya tekanan politik kepada pimpinan nasional untuk tetap popular dan menunjukan kekuasaanya.sehingga rencana pembangunan akan menjadi alat bagi sang pemimpin untuk meyakinkan rakyat tentang seberapa cepat perekonomian telah maju dan bagaimana kesatuan telah akan diraih.
Rencana Pembangunan Nasional.
Definisi Rencana pembangunan menurutu Todaro (1994 Hal 566) adalah sbb :
……………adalah suatu tindakan pemerintahan yang penuh pertimbangan dalam hal mengkordinasi,membuat satu keputusan ekonomi jangaka pandan dan untuk mempengaruhi,mengarahkan dan bahkan dalam beberapa kasus mengontrol tingkat dan pertumbuhan variable variable ekonomi yang penting (pendapatan,konsumsi,investasi,tabungan ,ekspor dan import dll) dalam rangka mencapai tujuan pembangunan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Terdapat setidaknya 6 karakteristik dari rencana pembangunan nasional anstara lain
1.Rencana Pembangunan menunjukkan tujuan politik dari pemerintahan yang biasanya berkutat pada masalah pembangunan
2.Strategi untuk meraih tujuan ini secara jelas ditentukan.dimana penentuanya bervariasi dari yang paling spesifik hingga ke yang paling umum.
3.Rencana ini akan mencari suatu prinsip internal yang konsisten bagi implementasinya secara maksimal terutama dalam pembuatan keputusan harian.
4.Rencana ini mencoba untuk mengerti dan mempengaruhi keseluruhan ekonomi.
5.Rencana ini mempergunakan model makroekonomi untuk memberikan gambaran mengenai performa kerja di masa yang akan datang.
6.Jika rencana pembangunan ini adalah suatu dokumen rencana pembangunan jangka menengah secara umum membutuhkan waktu 5 tahun,maka umumnya melibatkan tambahan rencana tahunan dan pandangan pembangunan nasional jangka panjang .
Janji vs Performa
Ekspektasi yang biasanya muncul dalam rencana pembangunan biasanya tidak terwujud.Waterson (1965,hal 293) menemukan bahwa implementasi rencana pembangunan ini biasanya lebih banyak yang gagal dibandingkan yang berhasil……kebanyakan negara gagal untuk merumuskan apa yang sebenarnya menjadi input dan target output mereka.ada beberapa yang berpendapat bahwa sebenarnya bukanlah rencana pembangunan jangka menengahnya yang gagal namun jutru rencana nasionalnya yang dari awal telah salah.
Lalu pertanyaanya sekarang apa yang salah dengan rencana pembangunan itu sendiri?setidaknya ada 6 faktor yang menyebabkan kesalahan dalam rencana pembangunan antara lain :
Pertama,terlalu ambisius dalam menetapkan target yang hendak dicapai.asumsi tentang ketersediaan sumber daya dan asumsi tentang tingkat control pemerintah terhadap sector swasta di bidang ekonomi.kesalahan kalkulasi ini sebenarnya dipicu oleh desakan politik dan kepercayaan berlebihan terhadap metode metode yang dianggap canggih untuk meramalkan pembangunan.
Kedua,dasar data untuk melakukan pembangunan itu sendiri sangatlah kurang dan bahkan tidak ada sehingga pada akhirnya mengandalkan dugaan dan intuisi.
Ketiga,terdapat kelemahan dalam metode analitis yang digunakan dalam rencana.meskipun metode yang digunakan canggih namun kita harus sadar bahwa metode ini tidak akan mampu untuk menggambarkan kompleksitas ekonomi secara menyeluruh.
Keempat,rencana yang dibuat pada dasarnya tidak dapat menghadapi masalah masalah yang tidak terduga baik dari sisi internal (Misl.Harga naik) maupun eksternal (Misl Tiba tiba perang).
Kelima,Terdapat kelemahan dari institusi.dari segi institusi kelemahan terjadi karena jauhnya jarak antara p,embuat kebijakan dan pelaksana kebijakan yang membuat kadang implementasinya susah,komunikasi yang kurang,friksi ketika rencana diimplementasikan dll.
Keenam,masalah politik.pada dasarnya rencana pembangunan ini diasumsikan dilaksanakan oleh para teknokrat tanpa adanya pengaruh dari politik,namun realita dilapangan mengatakan lain.sangatlah sulit untuk melepaskan kepentingan politik dan politisi dalam hal pelaksanaan kebijakan itu sendiri.
Akhir dari Development Planning?
Kritik terhdapat Development Planning di tahun 1970an melahirkan kesepahaman bahwa rencana pembangunan yang komprehensif tadi sulit dicapai dan tidak lagi menarik.kegagalan dari Uni Soviet dan negara di eropa timur menjadi titik balik cara pandang ini.
Development Planning yang menempatkan posisi pemerintah yang terlalu besar dalam pembangunan dianggap telah merusak efisiensi pasar.namun pandangan ini sedikit dikoreksi dengan melihat bahwa peran pemerintah juga tetap diperlukan untuk menyeimbangkan pasar.
Kebanyakan negara sekarang menggunakan teknik teknik perencanaan ini sebagai bagian dari kebijakan pengelolaan pembangunan.yang bertujuan untuk menstabilkan macroeconomy,mengkordinasikan kebijakan public,menggunakan pengeluaran public secara efisien ,dll.Peran pemerintah dianggap masih penting untuk sector sector yang tidak bisa diserahkan kepada pasar semisal Kesehatan,pendidikan,dll.
Setelah Development Planning dianggap gagal,muncul pendekatan baru dalam pembangun yaitu Project Planning.
Project Planning
Antara tahun 1960an hinggan 1970a proyek menjadi satu satunya cra dimana pemerintah negara berkembang menerjemahkan rencana mereka dan kebijakannya menjadi program.Proyek sendiri dilihat sebagai bentuk terobosan dalam pembangunan dimana sumber daya diubah menjadi peningkatan kesejahteraan dan pembangunan ekonomi.
Jika kita merujuk pada metodologinya,siklus proyek sendiri diterjemahkan sebagai suatu tindakan logis yang dilaksanakan berurutan untuk mencapai tujuan.dalam hal ini rencana dalam proyek dianggap sebagai suatu aktivitas pengumpulan informasi secara rational yang kemudian dianalisis untuk mencapai tujuan yang jelas;melihat adanya beberapa pilihan yang dapat ditempuh serta resiko yang mungkin muncul ketika menempuh pilihan pilihan tadi,kemudian memilih tindakan yang paling optimal dalam mencapai tujuan,mengimplementasikanya,kemudian mengevaluasinya dan hasil evaluasi akan menjadi fed back untuk proyek selanjutnya.
Kebanyakan proyek proyek yang ada di negara berkembang merupakan proyek baru dan perlu pengawasan lembaga donor luar negeri.dari segi pembentukan rencana proyekpun dibuat oleh orang yang ahli membuatnya (biasanya orang asing) dengan berbagai metode canggih.namun terkadang walaupun telah sedemikian rupa dilaksanakan hasilnya belum tentu memuaskan.ada beberapa faktor yang tuding sebagai penyebab kenapa proyek proyek ini gagal diimplementasikan antara lain :
a.Nature of development problems
b.Poor Data
c.Uncertainty
d.Separation of planning and management.
e.Lack of beneficiary participation
f.Project and politics.
Pendekatan Alternatif terhadap Project Planning
Meskipun faktor faktor yang disebutkan diatas menimbulkan perdebatan karena masalah literature,namun masalah sebenarnya yaitu alternative solusi belum juga muncul yang berakibat pada masih adanya masalah.oleh karena itu munculah gagasan untuk mencari pendekatan lain yang dapat membuat proyek menjadi lebih efektif.
Hal pertama yang dilakukan adalah memperbaiki metodologi yang ada,sehinga jika terjadi perbedaan akan dapat diatasi dengan adanya tambahan metode dan disiplin ilmu lain.
Respon kedua cenderung lebih radikal dimana ia mencoba untuk mengganti cara pendekatan proyek konvensional .dasarnya ada 2 kenapa alternative ini muncul,yaitu pertama Adaptive administration yang menyoroti peran dari pengelolaan proyek dan implementasinya disandingkan dengan rencana proyeknya.kedua yaitu Participatory rural appraisal yang menekankan peran serta komunitas dalam setiap jenjang siklus proyek.
Belum ada tanggapan untuk "Public Administration No 3 Perencanaan Pembangunan"
Post a Comment